Karya ilmiah UT PGSD 2018

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI MUSTIKAJAYA III
KECAMATAN MUSTIKAJAYA
KOTA BEKASI




Disusun Oleh :
EDDIE BUDIMAN
NIM . 836203935
Email : eddie.boediman82@gmail.com

ABSTRAK

Kegiatan belajar mengajar yang kurang melibatkan siswa secara aktif membuat siswa merasa bosan dengan kegiatan belajar mengajar yang cenderung secara klasikal dan hanya menggunakan buku paket sebagai sumber belajar. Kurangnya media pembelajaran membuat cara belajar tetap tradisional. Bahkan nilai siswa kurang dari KKM. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan media puzzle pada pelajaran IPA dengan kompetensi dasar Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mustikajaya III Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah 51 anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kemampuan siswa sebelum diterapkan Media puzzle masih tergolong rendah. Secara keseluruhan  disimpulkan bahwa metode demonstrasi  dengan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA tentang alat pencernaan manusia. Perolehan hasil rata-rata prasiklus adalah 65,59 , rata-rata siklus 1 adalah 70,33, dan rata-rata pada siklus 2 adalah 80,24. Dengan melihat perolehan rata-rata dari tiap siklus dengan menggunakan media puzzle ada peningkatan yang signifikan, hal ini terbukti dari belajar siswa pada pelajaran IPA dapat meningkat.Untuk itu disarankan agar penggunaan media puzzle disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan hasil dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal.

Kata Kunci : Prestasi belajar, Puzzle, Alat pencernaan manusia

A.      Latar Belakang Masalah
Pelajaran IPA mempunyai peranan yang sangat penting di dalam pendidikan. Salah satu alasan mengapa IPA perlu diajarkan di setiap jenjang Pendidikan, karena IPA merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan alam dan ilmu teknologi pada masa kini.
Tujuan yang hendak dicapai belajar IPA di sekolah dasar adalah membentuk siswa yang memiliki sikap kritis ,kreatif , inovatif, trampil dan terbuka, memiliki rasa ingin tahu dan senang belajar IPA. Oleh karena itu, IPA sebagai disiplin ilmu perlu dikuasai dan dipahami dengan baik oleh seluruh siswa.
Namun pada kenyataannya banyak siswa menganggap IPA sebagai pelajaran yang sulit dan sering menimbulkan berbagai masalah yang sulit untuk dipecahkan, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar. Padahal , seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi peran IPA sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan.
Rendahnya hasil belajar IPA bukan hanya disebabkan karena IPA yang sulit,melainkan disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi siswa itu sendiri, guru,metode pembelajaran, media pembelajaran dan lingkungan belajar yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus mampu mendorong motivasi belajar siswa, sehingga dapat berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa akan diperoleh setelah siswa menempuh proses atau pengalaman belajarnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Ternyata masih banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum yang sudah ditetapkan sekolah, terutama di kelas V SDN. Mustikajaya III Kota Bekasi. Adapun nilai ketuntasan minimum atau KKM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu 75. Dari hasil tes formatif diperoleh data untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan “ dari jumlah siswa sebanyak 51 siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 37 siswa atau 72,54 %. Untuk siswa yang telah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) hanya 14 siswa atau 27,45 %. Hal ini dikarenakan  metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat yaitu masih menggunakan metode ceramah.
Akhirnya peneliti meminta bantuan teman sejawat dan supervisor untuk turut mengidentifikasi kekurangan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Hasilnya teridentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
a. Rendahnya hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA.
b. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep materi yang diajarkan.
c. Metode pelajaran hanya berpusat pada guru.
d. Pemilihan strategi guru yang kurang tepat.
e. Guru jarang menggunakan media yang ada.

1. Analisis Masalah
Berdasarkan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor, diperoleh bahwa faktor penyebab utama peserta didik kurang menguasai materi pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Guru hanya memfokuskan pembelajaran pada upaya penuangan pengetahuan tentang IPA sebanyak mungkin kepada siswa.
b. Guru tidak menggunakan media yang memadai.
c. Guru tidak menggunakan metode yang tepat.
d. Guru kurang memberikan motivasi belajar kepada siswa pada saat
pembelajaran.

2. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari berbagai permasalahan yang muncul, maka yang menjadi alternatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan puzzle sebagai media pembelajaran dengan tujuan lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran secara lebih aktif.
b. Menggunakan media pembelajaran yang nyata maupun dalam bentuk gambar puzzle untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Menggunakan waktu pembelajaran dengan tepat.


B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dijadikan fokus penelitian adalah meningkatkan pemahaman siswa tentang organ pencernaan manusia yang selama ini dianggap sulit oleh siswa jika pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah adalah sebagai berikut :
“Apakah media puzzle alat pencernaan manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan materi alat pencernaan manusia di kelas V SDN Mustikajaya III ?”

C.      Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA materi Alat Pencernaan Manusia dengan menggunakan Puzzle pada siswa kelas V SDN Mustikajaya III, kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi Tahun ajaran 2017/2018.

D.      Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.        Manfaat bagi siswa
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi alat pencernaan makanan pada manusia
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa, pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan.
c. Meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA dengan materi alat pencernaan makanan pada manusia
2. Manfaat bagi peneliti (guru)
a. Memperbaiki kualitas pembelajaran, tentang pemahaman konsep dalam kehidupan sehari-hari.
b. Meningkatkan  kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar
c. Memperoleh materi untuk menulis PTK mengenai mengatasi masalah kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
d. Menambah wawasan guru dalam menggunakan metode.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Agar dapat meningkatkan kemajuan sekolah
b. Meningkatkan prestasi sekolah, terutama hasil siswa kelas V yang masih rendah agar dapat menuju ke jenjang berikutnya.
c. Kedepan akan membawa nama baik sekolah, dengan terbukanya pandangan mengenai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
4. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
a. Untuk meningkatkan prestasi sekolah dengan mendorong guru-guru untuk mengembangkan wawasan profesionalnya meningkatkan mutu pendidikan
b. Untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
c. Proses pembelajaran di sekolah berjalan efektif
d. Sebagai ajang diskusi dalam memperbaiki kinerja guru
e. Sebagai motivasi dalam pengembangan professional sesama guru

 KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
Kata belajar memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut para ahli. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2002: 23), belajar adalah suatu kegiatan mempelajari sesuatu. Pengertian ini mengacu pada pendapat tradisional,bahwa belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu.
Menurut Slameto (2003), mengartikan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang belajar tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan bantuan orang lain untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang berguna bagi kehidupan dirinya sendiri secara positif.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut W.S Winkel (1996:102), pengertian prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam melaksanakan tugas. Prestasi adalah bukti keberhasilan dan tingkat kondisi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan telah dicanangkan karena hakikat belajar tersirat dalam tujuan pengajaran (Nana Sudjana, 2000:19).
Adapun prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dicapai seseorang (W.S.Winkel,1996:62) Prestasi belajar, penguasaan, pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang ditentukan oleh guru (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 85)
Prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari luar dirinya (Moh. Uzer Usman, 1993: 9).
Jadi Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam bentuk angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.
Melihat kondisi di atas kita perlu mengkaji ulang, sudah berhasilkah pembelajaran yang kita laksanakan?Dalam pembelajaran, guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang dapat membawa anak didiknya untuk aktif di dalamnya, agar pembelajaran berhasil dengan baik dan hasilnya memuaskan.
Dalam kegiatan ini lebih menekankan pada metode demonstrasi, walaupun metode lain seperti ceramah, diskusi, penugasan masih tetap digunakan.
Guru dalam pembelajarannya berfungsi sebagai fasilitator, guru memandu siswa, mengarahkan siswa untuk melakukan, mengamati, dan menyimpulkan apa yang sedang dipelajari.
Dari konsep-konsep di atas memberi petunjuk pada peneliti, bahwa metode demonstrasi dengan media puzzle dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) akan membawa suasana yang lebih menyenangkan dan membangkitkan minat siswadalam belajar, sehingga hasil pembelajaranpun akan lebih meningkat.
3. Macam-macam Prestasi / Hasil Belajar
Benjamin S. Bloom dalamTaxonomy of Education Objectivesyang dikutip oleh Winkel, (1996:274)  membagi hasil belajar kedalam tiga ranah:
a) Ranah Kognitif
Ranah kognitif (berkaitan dengan daya pikir, pengetahuan, dan penalaran) berorientasi pada kemampuan siswa dalam berfikir dan bernalar yang mencakup kemampuan siswa dalam mengingat sampai memecahkan masalah,  Ranah kognitif ini berkenaan dengan prestasi belajar dan dibedakan dalam enam tahapan, yaitu pengetahuan, pemahaman,penerapan, analisis, sintesis, dan eveluasi.
b) Ranah Afektif
Ranah afektif (berkaitan dengan perasaan/kesadaran, seperti perasaan senang atau tidak senang yang memotivasi seseorang untuk memilih apa yang disenangi) berorientasi pada kemampuan siswa dalam belajar menghayati nilai objek-objek yang dihadapi melalui perasaan, baik objek itu berupa orang, benda maupun peristiwa.
c) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berorientasi kepada ketrampilan fisik, ketrampilan motorik, atau ketrampilan tangan yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Simpson yang dikutip oleh Winkel, (1996:278) menyatakan bahwa ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
A. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Diskusi
Diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin mencari jawaban / penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : 1994).
Menurut  Hasibun dalam bukunya Proses Belajar Mengajar (2006:10) mengatakan bahwa diskusi merupakan proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah cara penyajian pembelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain : 2006)
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan peserta didik atau kelompok belajara untuk melaksanakan percakapan ilmiah untuk mencari kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran (Karo-karo, 1998 : 25).
Menurut Djajadisastra (1983:12) metode   diskusi   adalah format belajar mengajar yang menitik   beratkan kepada interaksi   antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas belajar secara bersama. Karena itu, guna  dituntut untuk mampu melibatkan keaktifan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok
Sementara itu Sudirman dkk ( 1992 : 150 ) menyatakan, “ Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama “.
2.   Kelebihan dan kekurangan metode diskusi
Menurut Wahab (1998),  keunggulan dari metode diskusi kelompok adalah sebagai berikut :
a) memberikan kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat,
b) menyebabkan pendekatan yang demokratis,
c) mendorong rasa kesatuan,
d) memperluas pandangan,
e) menghayati kepemimpinan bersama – sama,
f) membantu mengembangkan kepemimpinan,dan
g) meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Secara umum kelebihan dan kekurangan metode diskusi adalah sebaga berikut :
Kelebihan metode diskusi adalah:
a) Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan – prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
b) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
c) Memperluas wawasan
d) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk memperkuat dalam memecahkan
Kekurangan metode diskusi
a) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
b) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
c) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
3. Peranan Guru dalam Diskusi
Menurut Brooks & Brooks (Iim Waliman, dkk,  2001) terdapat beberapa ciri yang menggambarkan seorang guru yang konstruktivis dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa, yaitu sebagai berikut.
a) Guru mendorong, menerima inisiatif dan kemandirian siswa.
b) Guru menggunakan data mentah sebagai sumber utama pada fokus materi   pembelajaran.
c) Guru memberikan tugas-tugas kepada siswa yang terarah pada pelatihankemampuan mengklasifikasi, menganalisis, memprediksi, dan menciptakan.
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguraikan isi pelajaran dan mengubah strategi belajar mengajar.
e) Guru melakukan penelusuran pemahaman siswa terhadap suatu konsep sebelum memulai pembelajaran.
f) Guru mendorong terjadinya dialog dengan dan antar siswa.
g) Guru mendorong siswa untuk berfikir, melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dan mendorong siswa untuk bertanya sesama teman.
4. Media Pembelajaran
Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik.
Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara  harfiah berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan di sekolah.
Dalam penelitian kali ini peneliti lebih cenderung menggunakan definisi
media pembelajaran dari Oemar Hamalik dengan alasan bahwa cakupannya lebih luas, tidak hanya dibatasi sebagai alat tetapi juga teknik dan metode sehingga dapat mencakup definisi dari para ahli pendidikan lainnya.dan salah satu contoh media yang digunakan oleh peneliti adalah puzzle.
1. Pengertian Puzzle
Puzzle merupakan media permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan anak dengan cara bongkar pasang, merangkai,dan menggabungkan beberapa potongan-potongan gambar menjadi suatu bentuk gambar yang utuh dan sempurna (Suraji, 2014: 203). Sedangkan menurut Putra (2013: 50) pengertian puzzle adalah salah satu permainan yang dapat mengasah kemampuan rekonstruksi (menyusun dan merangkai kembali) pada diri anak.Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian puzzle adalah salah satu media pembelajaran edukatif jenis permainan yang mencerdaskan sehingga dapat merangsang dan mengasah kemampuan siswa dengan cara menyusun beberapa potongan-potongan pasangan gambar menjadi suatu bentuk sempurna dan utuh.
2. Tujuan Penggunaan Puzzle
Penggunaan media puzzle bertujuan sebagai berikut:
a) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk memahami konsep.
b) Memberikan pengalaman yang berbeda bagi siswa untuk belajar.
c) Menumbuhkan sikap dan keterampilan siswa
d) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan oleh siswa
3.  Manfaat Puzzle
a. Mengasah otak dalam belajar memecahkan masalah
b. Melatih koordinasi mata dan tangan.
c. Melatih nalar siswa untuk berpikir secara logika
d. Melatih kesabaran.
4 Kelebihan dan Kekurangan Puzzle
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan puzzle sebagai salah satu media pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
Kelebihan dari puzzle, antara lain:
a)  Melatih konsentrasi siswa, ketelitian, dan kesabaran.
b)  Melatih berimajinasi dan menyimpulkan.
c)  Melatih daya ingat siswa.
d)  Meningkatkan semangat belajar siswa.
e)  Menumbuhkan interaksi dan kerjasama antar siswa.
f) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

Kekurangan dari puzzle, antara lain:
a)  Membutuhkan waktu yang lama.
b) Media ini membuat siswa hanya ingin bermain-main karena asyik dengan susun menyusun puzzle.
c)  Media puzzle lebih menekankan pada indera penglihatan (visual).
d)  Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk pembelajaran.
e)  Gambar kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok besar
f)  Kelas menjadi kurang terkendali.
C.  Hakikat IPA
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau disebut ilmu Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Maslikah & Susapti, 2009: 04), sedangkan menurut Garnida (2002: 253) pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengertian IPA adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya melalui proses penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan.
2. Fungsi Mata Pelajaran IPA
a.  Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
b.  Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan Mata Pelajaran IPA
a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar.
c. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk  memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa
D. Karakteristik Siswa Sekelah Dasar
Karakter menurut Puerwadarminta adalah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan sedang menurut IR Pedjawijatna mengemukakan karakter atau watak adalah seluruh aku yang temyata dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa pengertian tersebut dapat penulis katakan bahwa kafakteristik siswa merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalam kehidupannya setiap saat. Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari kodrat, dan sifat, serta bentuknya yang berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda.
Adapun bentuk dan karakter siswa SD khususnya adalah dapat diuraikan sebagai berikut :
1.  Bentuk-bentuk Karakteristik Siswa SD
a) Senang bermain
Guru SD Seyogiyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan didalamnya. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang- seling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni budaya dan keterampilan
b) Senang bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.   Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka   yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
c) Anak senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek aspek yang yang penting dalam proses sosialisasi, seperti belajar memenuhi aturan-aturan kelornpok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi.
d) Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu fungsi-fungsi badan, jenis kelarnin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa.
2. Perkembangan Anak Usia SD
a) Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
Perkembangan fisik atau jasrnani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relative sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap
b) Perkembangan Intelektual dan Emosional
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak merniliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan ternan-temannya.
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
c) Perkembangan Bahasa
Fungsi dan tujuan berbicara antara lain sebagai pemuas kebutuhan, sebagai alat untuk menarik orang lain, sebagai alat untuk membina hubungan sosial, sebagai alat  mengevaluasi   sendiri,   dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal diantaranya kematangan alat berbicara, kesiapan mental, adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak, kesempatan berlatih, motivasi untuk belajar dan berlatih dan bimbingan dari orang tua.

d) Perkembangan Moral Sosial dan Sikap
Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada anak apabila berbuat atau berperilaku yang positif.
E. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
PTK memiliki manfaat yang sangat besar bagi pembelajaran, karena tujuan PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki belajar siswa (Raka Joni, Kardiawarman, Hadisubroto, 1998:23). Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak terus berlanjut
Prosedur PTK terdiri dari empat langkah utama. Keempat langkah utama itu adalah perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Menurut Djojosuroto (2004: 146), keempat prosedur itu dapat dijabarkan seperti berikut ini:
1. Melaksanakan survei terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Teknik yang digunakan: pengamatan, , analisis dokumen, dan tes.
2. Mengidentifikasi berbagai masalah yang dirasakan perlu untuk segera dipecahkan. Misalnya: siswa sangat pasif  selama pembelajaran.
3. Merumuskan secara jelas, dengan disertai penjelasan tentang penyebab-penyebabnya.
4. Merencanakan tindakan   untuk mengtasi masalah yang muncul tersebut.
5. Melaksanakan tindakan
6. Melakukan pengamatan terhadap kinerja dan perilaku siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui ada tidaknya perubahan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
7. Menganalisis dan merefleksi: menjelaskan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tindakan.
8. Melakukan perencanaan tindakan ulang untuk meningkatkan kualitas kinerja seperti yang dihendaki dan/atau memecahkan masalah yang tersisa. Ketika sampai ke langkah yang kedelapan ini, peneliti sudah memasuki siklus yang kedua.
Guru yang profesional tentu tidak enggan melakukan  perubahan-perubahan dalam praktek pembelajarannya sesuai dengan kondisi kelasnya. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, dan kemudian meningkatkannya menuju ke arah perbaikan-perbaikan  secara profesional.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dilakukan adalah siswa kelas V SD Negeri Mustikajaya III yang berjumlah 51 siswa terdiri dari 29 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan
2. Tempat Penelitian
Perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dilaksanakan dikelas VC SDN Mustikajaya III kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi dimulai dari tanggal 3 Agustus 2017 sampai dengan 15 Agustus 2017 dengan jadwal pelaksanaan sebagi berikut :
Tabel 3.1

No
Hari/Tanggal
Waktu
Siklus
Materi Perbaikan
1
2
3
Kamis, 3 Agustus 2017
Kamis, 10 Agts 2017
Selasa, 15 Agustus 2017
2 x 35 Menit
2 x 35 Menit
2 x 35 Menit
Pra siklus
Siklus 1
Siklus 2
Alat Pencernaan Manusia
Alat Pencernaan Manusia
Alat Pencernaan Manusia


3. Pihak yang membantu
Penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan dari berbagai pihak yang mendukung jalannya penelitian, yaitu :
a. Dra.Hj.Noor Arifah,M.Pd
Sebagai Tutor / Supervisor sekaligus pembimbing tugas PKP
b. Unja Sugiono,S.Pd
Selaku bapak kepala sekolah SDN Mustikajaya III
c. Toni Santoso,S.Pd
Teman sejawat yang telah membantu sebagai pengamat, teman diskusi, dan analisis masalah
d. Siswa kelas V
Sebagai subjek penelitian dalam penelitian ini.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur PTK terdiri dari empat langkah umum. Keempat langkah utama itu adalah perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Dan keempat prosedur itu dapat dijabarkan seperti berikut ini :
a. Mengidentifikasi berbagai masalah yang dirasakan dikelas
b. Merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah yang muncul tersebut.
c. Melaksanakan tindakan yang dalam hal ini adalah penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran  IPA kelas V SD Negeri Mustikajaya  III.
d. Melakukan pengamatan terhadap kinerja dan perilaku siswa.
e. Menganalisis dan merefleksi menjelaskan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tindakan.
f. Melakukan perencanaan tindakan ulang untuk meningkatkan kualitas kinerja guru.
1. Prosedur Perbaikan Pembelajaran Siklus I
a. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Yang dilakukan peneliti dalam perencanaan perbaikan pembelajaran IPA adalah sebagai berikut :
1. Memperbaikan RPP, Pra Siklus untuk selanjutnya akan dijadikan Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
2. Mempersiapkan alat peraga pembelajaran IPA dengan media puzzle
3. Membuat alat evaluasidan alat peraga belajar untuk melihat tarap serap peserta didik dalam memahami materi yang di sampaikan
4. Menentukan waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk Siklus I

b. Pelaksanaan
Proses perbaikan pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pertimbangan hasil evaluasi dan observasi pembelajaran Prasiklus dengan langkah seperti berikut :
1. Guru membentuk 10 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang
2. Guru menjelaskan  alat-alat pencernaan makanan pada manusia beserta fungsinya dengan buku dan media gambar secara berurutan
3. Siswa diminta menyebutkan kembali alat pencernaan yang disebutkan oleh guru dengan buku panduan siswa masing-masing
4. Guru membagikan gambar puzzle kosong (belum ada warna gambar organ ) kepada masing-masing kelompok siswa  siswa
5. Siswa diminta untuk menjiplak dan mewarnai bagian-bagian organ yang terpisah sesuai petunjuk dari guru ( mulut dan kerongkongan warna ungu, lambung warna pink, usus halus warna cokelat, dan usus besar warna cokelat tua )
6. Setelah diwarnai, siswa diminta menggunting organ-organ yang terpisah tersebut dan ditempelkan pada media puzzle yang telah ditentukan.
7. Siswa dapat menunjukkan dan menyebutkan alat-alat pencernaan makanan pada manusia secara berurutan dengan media puzzle dengan baik
8. Setelah selesai siswa mengumpulkan dan melaporkan hasil pekerjaan kepada guru
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab.
10. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberi penguatan dan penyimpulan

c. Pengamatan dan Refleksi
Dari kegiatan siklus I diperoleh gambar siswa sebagai berikut
1) Respon siswa lumayan baik dan cukup aktif, ada sebagian siswa yang masih kurang ikut berpartisipasi dalam pembelajaran
2) Siswa yang memahami materi pelajaran sudah cukup tapi lebih ditingkatkan kembali
3) Hasil belajar masih ada sebagaimana siswa yang belum mencapai KKM
4) Pemakaian media puzzle cukup menarik minat siswa dan lebih ditingkatkan lagi supaya lebih merata dalam melakukan demonstrasi untuk setiap siswa
2.Prosedur Perbaikan Pembelajaran Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran siklus II di dasarkan pada kekurangan pembelajaran siklus I. dalam perencanaan siklus II peneliti dibantu oleh Supervisor 2 yang terlebih dahulu merumuskan masalah yang terjadi pada siklus I yaitu siswa belum sepenuhnya menguasai materi Alat pencernaan manusia dalam pembelajaran IPA. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagiai berikut
1) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran siklus II
2) Menyiapkan lembar observasi
3) Menyiapkan lembar evaluasi
4) Menyiapkan lembar kerja siswa
b. Pelaksanaan
Proses perbaikan pembelajaran dilaksanakan dengan pertimbangan hasil evaluasi pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut
1. Guru membentuk 10 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang
2. Guru menjelaskan  alat-alat pencernaan makanan pada manusia beserta fungsinya dengan buku dan media gambar secara berurutan
3. Siswa diminta menyebutkan kembali alat pencernaan yang disebutkan oleh guru dengan buku panduan siswa masing-masing
4. Guru membagikan gambar puzzle kosong (belum ada warna gambar organ ) kepada masing-masing kelompok siswa  siswa
5. Siswa diminta untuk menjiplak dan mewarnai bagian-bagian organ yang terpisah sesuai petunjuk dari guru ( mulut dan kerongkongan warna ungu, lambung warna pink, usus halus warna cokelat, dan usus besar warna cokelat tua )
6. Setelah diwarnai, siswa diminta menggunting organ-organ yang terpisah tersebut dan ditempelkan pada media puzzle yang telah ditentukan.
7. Siswa dapat menunjukkan dan menyebutkan alat-alat pencernaan makanan pada manusia secara berurutan dengan media puzzle dengan baik
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab antar kelompok tentang organ dan system pencernaan pada manusia
9. Dengan Lembar Kerja, siswa mampu menyebutkan organ pencernaan dan berikut fungsinya secara berurutan
10. Bagi kelompok yang sudah selesai, perwakilan dari kelompok  siswa melaporkan hasil pekerjaanya kepada guru, dan mempersentasikannya di depan kelas
11. Mengoreksi dan menguatkan hasil belajar siswa
12. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberi penguatan dan penyimpulan

c. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan terhadap pembelajaran dan hasil tindakan perbaikan yang tertuju kepada perilaku mengajar guru, perilaku siswa dan interaksi antara guru dan siswa
d. Refleksi
Dari hasil refleksi pada mata pelajaran IPA siklusl 2, didapat nilai rata-rata kelas 81,61 dengan jumlah peserta didik yang tuntas 48 peserta didik atau orang yang tuntas. Dengan hasil tersebut peneliti memutuskan untuk berhenti dalam melakukan penelitian karena dengan nilai ketuntasan telah melebihi target yang telah ditentukan yaitu 75 sehingga KKM yang telah direncanakan telah berhasil dicapai.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Pra Siklus
Kegiatan pra siklus pembelajaran IPA tentang alat pernapasan manusia dengan menggunakan media gambar dilaksanakan pada hari selasa tanggal, 3 Agustus 2017 dengan alokasi waktu 2x35 menit materi yang diberikan adalah materi IPA tentang alat pencernan manusia.
Pada pra siklus masih banyak siswa yang mempunyai nilai rendah atau kurang dari KKM yaitu 37 siswa dari 51 siswa ( 72,54 % ), dan yang mendapat nilai baik atau tuntas yaitu 14 siswa ( 27,45 % )
Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat presentasi siswa yang tuntas hanya sebanyak 14 siswa atau sebesar 27,45%. Keadaan nilai yang menjadi latar belakang dilakukanya perbaikan pembelajaran oleh peneliti yang akan dilakukan dalam siklus I.
2. Siklus I
Pada siklus I rata-rata kelas ada sedikit kenaikan hasil rata siswa yang tadinya 65,9 menjadi 70,33. Tentunya hasil masih jauh dari harapan apa lagi dikatakan tuntas karena masih ada 20 siswa yang belum tuntas  ( 39,21 % ) sedangkan yang tuntas adalah 31 siswa (60,78 %) dari hasil ini maka penelitian perlu sekali mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II karena mungkin masih ada aspek guru yang belum optimal dilaksanakan dan guru kurang dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran
3. Siklus II
Pada siklus 2 rata-rata kelas terlihat peningkatan hasil belajar siswa yang tadinya pada siklus I rata-rata kelas 70,33 menjadi 80,24 tentunya hasil ini sesuai dengan harapan walaupun tidak semua siswa dikatakan tuntas tapi lebih baik dari pada sebelumnya. Siswa yang belum tuntas masih ada 6 siswa dari 51 siswa (11,76 % ) sedangkan yang tuntas adalah 45 siswa dari 51 siswa (88,23 % ) dari siswa yang belum tuntas dalam hasil tes tertulis akan ditambahkan dengan hasil penilaian performan dalam kelompok.
Dari hasil pembelajaran siklus 1 dan 2 ada peningkatan yang baik karena pada siklus 2 aktifitas guru dan siswa dapat dilaksanakan dengan baik siswa bersemangat dalam melakukan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembalajaran
1. Kenaikan nilai rata-rata
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru bersama supervisor 2 bahwa hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa dalam proses perbaikan pembelajaran grafik 4.1 berikut ini
Diagram 4.1
Nilai rata-rata peserta didik dan Persentase ketuntasan Belajar
Pada Perbaikan Pembelajaran IPA Kelas V
SDN Mustikajaya III




Diagram 4.1
a. Nilai rata-rata siswa materi alat pencernaan manusia pada pembelajaran prasiklus adalah 65,59 dari jumlah siswa 51 orang sehingga proses pembelajaran dikategorikan  kurang.
b. Dengan menggunakan media puzzle pada siklus 1 peningkatan nilai rata-rata belajar siswa cukup memuaskan menjadi 70,33 dari 51 orang siswa dan pembelajaran masih dikategorikan kurang
c. Dengan memantapkan penggunaan media puzzle dan mempersentasikan hasil belajar, peningkatan nilai rata-rata siswa pada pembelajaran siklus II  mencapai 80,24 dan perbaikan pembelajaran dikatakan baik.

2. Ketuntasan Belajar Siswa
Untuk persentase siswa yang tuntas mencapai nilai KKM 75 yang dilakukan selama perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil test tertulis terhadap 51 siswa kelas VC SDN Mustikajaya III adalah sebagai berikut
Diagram 4.2
Perbandingan Peserta Didik yang Mencapai Ketuntasan
Pada Perbaikan Pembelajaran IPA Kelas V
SDN Mustikajaya III



Diagram 4.2
a. Persentase siswa yang yang tuntas dalam pembelajaran IPA materi alat pencernaan manusia pada pembelajaran prasiklus adalah 14 orang siswa atau 27,45%. Dan yang tidak tuntas adalah 37 orang siswa atau 72,54% dari jumlah siswa 51 orang siswa dengan KKM 75 dan dikategorikan kurang.
b. Guru menggunakan media puzzle untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I. Persentasi ketuntasan siswa meningkat menjadi 31 orang siswa atau 60,78%, dan yang tidak tuntas menjadi 20 orang siswa atau 39,21% dari jumlah siswa 51 orang siswa dari KKM 75 dan masih dikategorikan kurang
c. Guru memantapkan penggunaan media puzzle dengan metode demontrasi dalam proses pembelajaran materi alat pencernaan pada siklus II ketuntasan siswa meningkat menjadi 45 orang siswa atau 88,23 % dan yang tidak tuntas adalah 6 orang siswa atau 11,76 % dari KKM 75 dan dikategorikan baik.

3. Peningkatan Keaktifan guru dan siswa
Berikut ini data hasil obsrvasi terhadap keaktifan mengajar guru dan aktifitas belajar 51 orang siswa kelas VC SDN Mustikajaya III, pada saat mengikuti proses perbaikan pembelajaran

Diagram 4.3
Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa dan Guru
Pada Pembelajaran  Siklus 1 dan 2



 Diagram 4.3
a. Pada siklus I guru menggunakan media puzzle agar siswa lebih aktif sehingga keaktifan siswa mencapai 70 % atau sekitar 36 siswa dari 51 jumlah siswa dikelas dan keaktifan yang ditunjukkan oleh guru mencapai 75 %
b. Pada siklus II proses pembelajaran yang menggunakan media puzzle keaktifan siswa meningkat mencapai 90 % atau sekitar 46 siswa yang aktif dari jumlah siswa sebanyak 51 siswa dan keaktifan oleh guru mencapai 100%



SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Dari pembahasan penelitian diketahui bahwa penggunaan media puzzle alat pencernaan manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan materi alat pencernaan di kelas V SD Negeri Mustikajaya III setelah dirinci disimpulkan sebagai berikut :
a. Hasil belajar kelas VC SDN Mustikajaya III pada materi Alat Pencernaan pada manusia mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ditingkatkan melalui penggunaan media puzzle yang tepat sasaran
b. Dengan menggunakan media puzzle dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terhadap materi Alat pencernaan manusia meningkatkan keaktifan siswa kelas VC SDN Mustikajaya III kota Bekasi.
c. Penyajian pembelajaran IPA dengan menggunakan media puzzle  sebagai satuan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan banyak memberikan pengalaman untuk siswa
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan diatas, beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar untuk menumbuhkan keaktifan dan prestasi siswa antara lain :
a. Guru diharapkan lebih kreatif dalam menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga dapat dipahami secara maksimal
b. Guru diharapkan menggunakan media belajar / alat peraga yang bervariasi yang sesuai dengan karakteristik materi yang disampaikan
c. Siswa harus ikut berperan aktif dalam mencari sumber dan alat pembelajaran sehingga daya kreatifitas semakin meningkat
d. Sekolah diharapkan dapat memfalitasi guru serta muridnya dalam rangka peningkatan proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA
Afif ( 2017 )Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar, di unduh 19 Agustus 2017
Dari
www.academia.edu/8150794/Faktor_yang_mempengaruhi_hasil_belajar
Darmadi ( 2017 ) Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa, di unduh 21 Agustus 2017
Dari
https://books.google.com/books?isbn=6024019394
Faturrahman Muhammad,M.Pdi (2017) Belajar dan Pembelajaran Modern, di unduh   18 Agustus 2017
Dari
https://books.google.com/books?isbn=6026581170
Hermita Arita ( 2014) Peningkatan hasil belajar IPA Materi Alat Pencernaan manusia dengan Media Puzzle, di unduh 22 Agustus 2017
Dari
perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/4222959196.pdf
Hadi Syamsul ( 2009) Kumpulan Makalah : “ Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD “, di unduh 25 Agustus 2017
hadirukiyah2.blogspot.com/2009/09/karakteristik-dan-kebutuhan-anak.html
Irarahayu ( 2014) Metode Mengajar , di unduh 19 Agustus 2017 dari :
https://irarahayu.wordpress.com/2014/03/19/metode-mengajar/
MeliNarti (2016) Pengertian Media Pembelajaran , di unduh 18 Agustus 2017
Dari
https://koreshinfo.blogspot.com/2016/.../beberapa-pengertian-media-pembelajaran.ht...
W. Anitah Sri,DKK, ( 2014 ) Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta :
Universitas Terbuka
Wardani, I.G.A.K & Wihardit Kuswaya ( 2014) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Universitas Terbuka

Comments

Popular posts from this blog

Penilaian Harian Tema 7 subtema 3. Indahnya Persatuan & Kesatuan Negeriku. Kls 4 SD 2019

Penilaian Harian Tema 9 Subtema 3.Pelestarian kekayaan SDA di Indonesia.kelas 4SD.2018/2019.doc

LATIHAN SOAL PAS semester ganjil.kls 4 SD.2018/2019