Tugas makalah modul 9 pendidikan seni di SD PDGK4207.doc
TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN SENI di SD
PDGK 4207
MODUL 9
APRESIASI MUSIK DAN TARI
KELOMPOK 2
Desri Maryani 836214913
Dina Pertiwi 836205036
Dahriyah 836215463
Choiriyah 836204335
Ahmad Zakiy.Y 836236102
Agus Cahyo.D.A 836204288
Eddie Budiman 836203935
UPBJJ JAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
2018
MODUL 9
APRESIASI MUSIK DAN TARI
Kegiatan Belajar 1
Apresiasi musik anak
Arti kata apresiasi adalah penghargaan. Apresiasi seseorang muncul karena adanya pemahaman yang dihasilkan dari pengetahuan atau penilaian sebuah karya music. Jadi agar kita memiliki apresiasi yang baik, kita perlu mempelajari karya tersebut dengan benar.
Bagaimana mengapresiasi karya music dengan benar ?
Telah kita ketahui bahwa music itu adalah suatu karya seseorang dengan medium bunyi. Dan bunyi itu dapat kita tangkap melalui pendengaran. Jadi pintu pengenalan music adalah lewat pendengaran.dalam mendengarkan music sebaiknya kita mengikuti seluruh detail bagian demi bagian dari bangunan karya music yang kita dengarkan. Untuk itu proses mendengarkan yang baik adalah mengingat yang lalu, mendengarkan yang sedang terjadi, dan mengembangkan imajinasi akan kemana music itu hendak mengalun.
Kegiatan mendengarkan music sering juga disebut mendengarkan secara auditif. Artinya menangkap bunyi lewat indera pendengaran kita. Cara mendengarkan yang lain adalah mendengarkan secara imajinatif. Dalam pendengaran imajinatif tidak ada bunyi yang sesungguhnya lewat pendengaran kita, tetapi banyak musiknya ditangkap lewat membaca notasi music.
Memahami suatu karya music lewat pendengaran dan pembacaan notasinya minimal sudah cukup sebagai cara untuk mengapresiasi sebagai karya music. Namun untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap ada baiknya apabila latar belakang penciptaan karya tersebut ditelusuri juga. Dengan memahami latar belakang penciptaan karya itu kita akan dapat lebih mengapresiasikanya.
Untuk karya-karya music mancanegara telah banyak tulisan-tulisan tentang latar belakang penciptaan karya maupun biografi komponisnya. Di Indonesia hal ini masih menjadi kendala terutama karya-karya music tradisional untuk anak SD belum ada banyak tulisan tentang karya dan komponisnya. Karya music untuk anak SD disemua daerah dan Negara mempunyai bentuk yang mirip. Cirri-ciri anak pada umumnya sederhana dan riang. Syair lagu anak-anak SD biasanya berisi tentang kehidupan anak itu sendiri maupun lingkungannya, seperti lagu :
• Lihat kebunku
• Balonku
Selain lagu diatas, lagu anak ada juga yang berupa kekaguman akan ciptaan Tuhan, seperti lagu :
• Pelangi
• Twinkle-twinkle little star
Syair yang berhubungan dengan pelajaran disekolah juga digunakan untuk menjelaskan suatu konsep atau menghafalkan sesuatu hal. Contoh :
• Satu ditambah satu ( pelajaran berhitung)
• ABC ( pelajaran mengenal huruf )
• DOREMI (pelajaran solmisasi music)
Tentu saja ada syair yang memuat tentang cinta akan tanah air. Perhatikan syair lagu “ Indonesia Pusaka “ ciptaan Ismail Marzuki atau “Indonesia Raya “ ciptaan WR.Soepratman lagu tersebut menanamkan rasa cinta akan tanah air.
Di daerah –daerah di tanah air juga sering ditemukan syair-syair lagu yang berhubungan atau menjadi bagian dalam permainan anak-anak. Lagu “gundul-gundul pacul “ adalah contoh lagu permainan anak di Jawa tengah.
Bentuk music : Motif dan Frasa
Suatu motif adalah unsur-unsur melodi pendek , ritme atau harmoni yang digunakan secara berulang-ulang sampai membentuk suatu bagian.pemahaman tentang motif dapat dilihat pada lagu “ Bagimu Negeri “karya Kusbini.
Lagu yang hanya terdiri dari satu kalimat pertanyaan dan satu kalimat jawaban, bentuknya disebut lagu satu bagian. Lagu jenis ini tidak terlalu banyak jumlahnya. Bentuk lagu yang banyak ditemukan adalah lagu dua bagian.bentuk lagu dua bagian ini banyak dijumpai pada lagu-lagu sederhana seperti pada lagu anak-anak, pop, lagu wajib dan lagu permainan.berikut contoh lagu dengan dua bagian “ Satu Nusa Satu Bangsa”
A. KARYA MUSIK INDONESIA
Berikut ini beberapa contoh lagu-lagu karya music Indonesia yang terdiri dari beberapa bentuk .
a) “kampung Halamanku” ciptaan Ibu Sud ( satu bagian)
b) “ Bintang kecil” ciptaan pak Dal
c) “Kacang goring “ ciptaan pak Dal
1. Musik Tradisional
Dalam menganalisa karya music tradisional , kita dapat menggunakan ilmu bentuk analisis music sebagai pendekatannya. Lagu-lagu tradisional di Indonesia umumnya tidak menggunakan tangga nada diatonic tetapi tangga nada petatonis. Tangga nada ini mempunyai lima nada dengan jarak interval tertentu yang berbeda dengan tangga nada diatonic yang memiliki tujuh nada yang memiliki interval tertentu. Berikut adalah contohnya:
a) “Gundul Pacul “ ciptaan RC Haryono
b) “Gambang Suling “ ciptaan Ki Nartosabdo
c) “Manuk Dadali” lagu daerah jawa barat
2. Musik Mancanegara
Beberapa lagu mancanegara yang telah dikenal di Indonesia dapat di analisis bentuknya.contohnya adalaha sebagai berikut :
a) “Happy Birthday” (satu bagian)
b) “Twinkle-twinkle little star” (satu bagian)
c) “Dohremi” (dua bagian)
B. KOMPONIS LAGU ANAK
Mengenal latar belakang kehidupan komponis berguna untuk menginterprestasi dan mengapresiasi kara-karyanya. Pada bagian ini, kita akan mengenal komponis lagu anak telah memperkaya kehidupan music anak SD.
1. Komponis Lagu Indonesia
a. Ibu Sud
Komponis lagu Indonesia ini lahir dengan nama Sarijah di Sukabumi, pada tanggal 26 Marert 1908. Nama Ibu Sud disandangnya setelah bersuamikan pak Bintang Sudibyo. Ia bekerja pada sekolah guru sejak tahun 1924 dan di RRI hingga tahun 1960. Lagu ciptaanya lebih dari 100 lagu. Buku “Ketilang” merupakan buku kumpulan lagu-lagu ciptaanya. Adapun lagu-lagu ciptaan beliau yang terkenal adalah:
• Burung kutilang
• Kereta apiku
• Kampung halamanku
• Beribarlah benderaku
b. A.T.Mahmud
Beliau lahir di Palembang dan kini menetap di Jakarta. Lagu-lagu anak ciptaan beliau diantaranya pelangi, ombak, kupu-kupu, larilah kudaku, awan putih
c. Pak Dal
Lagu ciptaan pak Dal diantaranya tahun baru, berlabuh, teka-teki, burungku
d. W.R.Supratman
Beliau lahir di Purworejo , Jawa tengah pada tanggal 9 maret 1903. Pendidikan pertamanya adalah sekolah Budi Utomo tetapi tidak di selesaikanya. Pada kongres pemuda II lagu ciptaanya “Indonesia Raya” diperdengarkan untuk pertama kalinya kepada peserta kongres. Berikut adalah lagu ciptaanya :
• Ibu kita kartini (1929)
• Mars kepanduan bangsa Indonesia (1930)
• Di timur matahari ( 1930)
• Parindra ( 1938)
2. Komponis lagu tradisional
Komponis-komponis lagu tradisional Indonesia jarang dikenal karena lagu-lagu tradisional pada umumnya berkembang dengan sendirinya secara lisan dan temurun dilingkungan daerah tertentu.
3. Komponis lagu asing
a. John Spencer Curwen (1816-1880)
Sebagai seorang guru music , metodenya turut mempengaruhi dalam pengembangan pendidikan music anak. Menurut carwen, dalam perjalanan music sebiaknya dibayangkan oleh anak – anak ialah bunyinya bukan notasinya.
Kegiatan Belajar 2
Apresiasi Tari Anak
A. TARI TRADISIONAL INDONESIA
Tari tradisional Indonesia lahirnya peradaban manusia yang secara turun temurun mewariskan karya tari pada keturunannya. Karya tari tradisional diakui keberadaannya karena mampu mengadaptasi lingkungan dimana karya tari itu hidup dan berkembang. Tari tradisional secara jelas dapat dibedakan menjadi 2 yakni tari tradisional kerakyatan dan tari tradisional klasik.
Tari tradisional kerakyatan adalah tari tradisional yang hidup dan berkembang dilingkungan pedesaan atau diluar tembok istana. Tari tradisional klasik adalah tari tradisional yang hidup dan berkembang di lingkungan istana atau keraton. Dengan demikian jenis tari tradisional klasik hanya dikenal di lingkungan keraton, sedangkan seni kerakyatan lebih dikenal dimasyarakat di daerah pedesaan
Perbedaan karakteristik dua jenis tari tersebut dapat kita lihat lebih rinci dalam bagan berikut ini.
Aspek tari Tari Kerakyatan Tari klasik
1. Gerak sederhana rumit
2. Iringan monoton variatif / dinamis
3. Kostum sederhana variatif / rumit
4. Rias alami karakter (wayang)
5. Cerita legenda/sejarah/mitos Ramayana/Mahabharata
6. Koreografi sederhana variatif
Dari perkembangan sejarah seni pertunjukkan menunjukkan bahwa kehidupan seni pertunjukkan tradisional kerakyatan semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat luas. Hal ini bisa terjadi karena sifat-sifat seni kerakyatannya yang lebih mengakar.
Jenis tari kerakyatan diatas memiliki karakter dan cirri khas sendiri dalam penampilannya. Misi penyajiannya pun tidak sama. Khusus untuk rodat dan badui lebih dekat dengn seni karakyatan yang bersifat religius.karena pementasan kedua jenis tari kerakyatan ini lebih banyak untuk upacara atau acara syiar agama islam seperti mauludan.
Gambar1.3 Beberapa jenis tari kerakyatan
Dua sifat tersebutlah yang dapat membedakan karakter beberapa jenis tari kerakyatan. Berbeda pula dengan seni tari klasik yang berbasis di istana (keraton). Tari klasik di istana memiliki tiga sifat dasar yang perlu kita ingat untuk memberikan penjelasan dan sekaligus perbedaannya dengan seni tari yang hidup dan berkembang di luar lingkungan keraton yaitu
1) Materi dan susunan geraknya
2) Iringan
3) Kostum / rias busananya
Materi gerak dalam tari kerakyatan lebih cenderung dilakukan berulang-ulang, sehingga menjadi monoton. Ragam geraknya pun tidak terlalu rumit seperti tari klasik. Gerak tari kerakyatan sederhana mudah dilakukan dan mudah diingat.
Inilah salah satu cirri tarian kerakyatan yang sederhana itu. Dari aspek iringan tarinya, seni tari kerakyatan tidak terlalu banyak menuntut. Pola iringan simple memberikan tekanan dan kekuatan pada gerak tari yang statis. Contoh iringan jathilan yang kita kenal di jawa. Belum lagi kesenian rakyat di luar Jawa yang variatif namun tetap dengan iringan music yang sederhana.
Berbeda dengan tari klasik, tari klasik memiliki sifat yang bertolak belakang dengan tari kerakyatan. Tari klasik sangat mempertahankan norma yang sangat kuat dipeluk, sehingga untuk dikenal keluar tembok keraton masih sulit. Namun demikian ini bukan indikasi bahwa tari klasik tidak bisa berkembang. Secara fisik tari klasik mampu mengikuti perkembangan zaman. Kita masih ingat bagaimana tari klasik di keraton Yogyakarta maupun Surakarta memiliki tari sebagai bagian dari kekayaan budayanya.
Cirri-ciri utama dari tari klasik yang perlu anda ketahui adalah dari sisi bentuk penyajiannya masih sangat formal. Misalnya wayang orang yang ada di keraton Yogyakarta. Gaya penampilanya klasik dan tidak romantic. Gaya romantic lebih berkembang di Surakarta yang kemudian memunculkan sebuah kelompok panggung wayang orang yang dikenal dengan kelompok “sri wedari”
Sebelum menunjuk jenis-jenis tarian yang ada perlu kiranya kita ungkapkan kategori tarian itu kaitannya dengan fungsi pementasannya. Ada 3 fungsi utama yaitu:
1) Tarian upacara
2) Tarian pergaulan
3) Tarian tontonan
Tarian upacara dianggap sacral sehingga tidak sembarang orang bisa menyaksikan. Tarian upacara bersifat ritual ini mempunyai tujuan bermacam-macam. Ada yang digunakan untuk meminta hujan. Ada pula yang digunakan untuk menolak bala (menjauhkan marabahaya), serta ada juga untuk meminta keuburan dan kemakmuran.
Tarian pergaulan lenih bebas dipergelarkan imanapun dan kapan saja tanpa ada aturan yang mengikat. Tari pergaulan yang berkembang dibeberapa daerah selalu terkait denga hajatan pada acara syukuran setelah selesainya suatu kegiatan. Di Jawa barat kita mengenal tari ketuk tilu, di Bali ada jogged Bumbung dll.
Tarian sebagai tontonan ini lebih serius karena dipergelarkan untuk acara tertentu dan di tonton untuk kalangan tertentu. Meskipun bukan untuk upacara, namun criteria tari untuk tontonan ini juga menuntut sikap serius penonton saat menyaksikkan pertunjukkan.
B. APRESIASI TARIAN KREASI BARU ANAK
Tari modern disebut juga tari kreasi baru anak. Tarian jenis ini dapat bersumber dari dua jenis tarian terdahulu yaitu kerakyatan dan klasik. Tari kreasi baru merupakan hasil dari sebuah proses kreasi dari bentuk aslinya. Tampilan tari kreasi baru mencerminkan sikap dinamis yang nmenjadi tuntutan masyarakat.
1. Materi apresiasi tari anak
Untuk memperkenalkan tari sejak usia dini anak perlu diperkenalkan dulu dengan asal mula gerak yang kemudian menjadi tari. Gerak dalam tari kita kenal ada dua jenis. Pertama gerak murni dan yang kedua gerak maknawi. Gerak murni adalah gerak yang masih wantah apa adanya, sedangkan gerak maknawi adalah gerak yang sudah memiliki makna atau tujuan tertentu.
2. Meteri apresiasi tari modern / aplikasi baru untuk anak
Bentuk-bentuk tari kreasi baru lebih leluasa untuk dikembangkan daripada dibentuk tari klasik. Keleluasaan ini memungkinkan para peserta didik untuk menciptakan bentuk-bentuk kreasinya untuk diajarkan kepada anak SD. Seperti halnya tari tradisioanal, tari modern atau aplikasi baru memerlukan penguasaan secara teknis serta penjiwaan dalam membawakannya.
C. MANFAAT KEGIATAN MENGAPRESIASI TARI BAGI ANAK
1. Apresiasi sebagi media komunikasi
Apresiasi secara umum dapat diambil manfaatnyauntuk memberikan sentuhan estetis bagi anak. Disamping juga untuk megasah kepekaan rasa melalui berbagai ekspresi karya seni yang ada agar anak dapat melatih dirinya untuk peka terhadap lingkungan serta tanggap terhadap rangsangan sensoris.
2. Apresiasi sebagai media pendidikan
Secara edukatif apresiasi dapat menumbuhkan pengalaman berpikir kreatif bagi anak. Kegiatan berkesenian bagi anak merupakan salah satu upaya mengembangkan bakat yang ada pada anak. Dalam teory intelegency yang dikemukakan oleh Gardner (1986) pada prinsipnya manusia memiliki 8 macam kecerdasan yaitu :
a) Logical-mathematical intelligence
b) Spatial intelligence
c) Bodily-kinesthetic intelligence
d) Musical-rhythmic intelligence
e) Interpersonal intelligence
f) Intrapersonal intelligence
g) Verbal linguistic intelligence
h) Naturalist intelligence
Anak memiliki kedelapannya dengan tingkat yang berbeda-beda. Dalam kondisi ini peran orang tua dan guru sangat oenting untuk menggali potensi yang dimiliki siswa, sehingga akan mampu meningkatkan kemampuannya.
3. Apresiasi sebagai media bermain
Apresiasi juga dapat digunakan sebagai ajang bermain bagi anak-anak. Misalnya tradisi anak-anak dijawa pada saat terang bulan. Anak-anak bermain di halaman sambil bernyanyi jamuran dan berlenggak-lenggok sesuai irama. Eksprasi alami inilah yang memberikan sentuhan estetis bagi perkembangan dunia anak.
4. Mengapresiasi karya dan koreografer tari
Untuk mengenal karya tari dan koreografernya siswa diberi pengalaman dengan menyaksikan pertunjukan langsung. Mengapresiasi karya seni tari dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Secara aktif siswa dapat langsung dilibatkan dalam sebuah pementasan. Secara pasif siswa cukup menyaksikan pertunjukan-pertunjukan yang disajikan tanpa harus bergabung menjadi bagian dalam pertunjukkan itu
5. Mengenal tari dari sumber tema
Untuk member aspirasi pada anak diperlukan pengenalan tema cerita pada anak. Tari bertema adalah belajar tari dengan ide-ide gerakan tari yang bersumber dari tema cerita tertentu. Sumber cerita dapat diambil dari cerita Ramayana, Mahabharata, legenda, dongeng, kehidupan hewan dll. Tema tari dapat di eksplorasi melalui gerak-gerak tari yang dipadukan dengan iringan sederhana.

Comments
Post a Comment